JUAL BENIH SIDAT DAN SIDAT KONSUMSI (PANGANDARAN)
Sabtu, 16 Maret 2019
Senin, 10 Oktober 2016
Harga Benih Sidat dan Sidat Konsumsi
Kami menjual benih benih ikan sidat. Harga yang Fleksibel adalah upaya kami untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Selain itu, kualitas bibit sidat akan selalu menjadi perhatian utama kami, karena kami menyadari bahwa bibit sidat yang baik dan berkualitas adalah kunci dari keberhasilan dalam hal budidaya. Kami menjual bibit sidat untuk pasar pelanggan lokal, Daerah Jawa Barat dan sekitarnya, Jawa maupun luar Jawa. Dan kami akan selalu terus berusaha meningkatkan pelayanan kepada pelanggan kami.
Harga Sidat Bicolor dalam Kg :
1. Rata-rata isi 300-400 ekor/kg harga hanya 550 rb
2. Rata-rata isi 100-150 ekor/kg harga hanya 325 rb
3. Rata-rata isi 60-70 ekor/kg harga hanya 250 rb
4. Rata-rata isi 30-40 ekor/kg harga hanya 200 rb
5. Rata-rata isi 4-8 ekor/kg harga 150 rb
*Harga diatas belum termasuk ongkos kirim dan stryrofoam.
Pin bb :
52A6E0A0
Cara Packing Sidat
Sebelum sidat dikirim, sidat HARUS dipuasakan terlebih dahulu minimal 1 hari, sehingga pada saat dipacking dan dalam perjalanan, sidat tidak muntah/berak yang mengakibatkan kualitas air di dalam media packing rusak/menurun, dan meningkatkan resiko kematian selama perjalanan!
Packingnya untuk pesawat udara:
Bahan:
Box Sytrofoam Garuda tebal
Dalam 1 box Garuda (GA-75 besar) dapat diisi MOA sebanyak 20 kg berat Moa saja, nanti ditambah air 2 lt.Siapkan plastik yang biasa digunakan untuk pengiriman ikan (Plastik HD tebal). Plastik lapis 2 dimana kedua ujung-ujungnya diikat karetuntuk mencegah kebocoran plastik dari ujungSiapkan oksigen (Ingat! memakai oksigen, bukan blower / kompressor)Siapkan es batu / es pentung dengan berat @0.5kg sebanyak 2 buah Lakban karet gelang
Penanganan Sebelum Packing:
Sidat di bius dengan cara air kolam suhunya diturunkan sehingga berkisar 22-25 derajat Celcius. Cara menurunkan suhu di kolam yaitu langsung es dimasukkan ke dalam kolam berisi Sidat.Lalu siapkan plastik diisi air (dari kolam pembiusan Sidat) sekitar 2-2.5 kg air, lalu es yang 1/2kg (2 buah) dimasukkan ke dalam plastik yang isi air tsb.Setelah itu, sidat lalu dimasukkan ke dalam plastik berisi air tersebut, lalu plastik diisi oksigen secukupnya (sesuai dimensi box styrofoam yang digunakan) kemudian diikat yang rapat dengan karet gelang.Plastik isi sidat tersebut lalu dimasukkan ke dalam box syrofoam yang sudah disiapkan, dilakban, lalu siap dikirim.
Air juga bisa diganti dalam perjalanan darat (jika waktunya lewat 18 jam).
Pengendalian Hama dan Penyakit
Selama kegiatan budidaya ikan sidat terdapat beberapa gangguan kesehatan pada ikan sidat antara lain hama dan penyakit yang memerlukan pengendalian sebagai berikut.
1. Hama
Menurut Liviawaty dan Afrianto (1998), hama ikan sidat yaitu organisme yang berukuran besar yang mampu menimbulkan gangguan atau memakan ikan sidat. Hama dapat berperan sebagai predator yang bersifat memangsa terutama pada stadia glass eel. Ada juga yang sifatnya sebagai kompetitor yang bisa menimbulkan persaingan dalam mendapatkan oksigen, pakan dan ruang gerak.
2. Penyakit.
2.1. Penyakit parasitik
Penyakit parasitik adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit yang dapat menimbulkan penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik. Jenis penyakit parasitik yang menyerang ikan sidat berdasarkan jenis parasit yang menyerangnya antara lain :
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Bakteri adalah organisme satu sel yang mempunyai daerah penyebaran yang relatif luas sehingga hampir dapat dijumpai dimana saja. Bakteri mempunyai ukuran relatif besar daripada virus, yaitu 0.3 mikron – 0.5 mikron. Jenis penyakit pada ikan sidat yang disebabkan oleh bakteri diantaranya :
Aeromonas Disease
Penyebabnya adalah bakteri yang tergolong kedalam genus Aeromonas dan Paracolotrum. Menyerang bagian sirip sehingga sirip yang terkena penyakit ini akan mengembang. Penganganan ikan sidat yang terserang bakteri ini dapat dilakukan dengan senyawa sulfa, antibiotik atau senyawa furane yang dicampurkan terlebih dahulu ke dalam pakan.
Gill Disease
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang insang. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian karena merusak bagian insang, sehingga menganggu sistem pernapasan. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan melakukan perendaman kedalam methylene blue dan penambahan senyawa sulfa, furane atau senyawa kimia anti bakteri.
Red Disease
Penyebab penyakit ini adalah bakteri, yang menyerang pada ikan sidat dewasa.meyerang organ luar dan dalam seperti usus, hati dan ginjal. Bagian tubuh ikan sidat yang terkena penyakit ini menjadi kasar dan terlihat merah. Pengobatan ikan sidat yang terkena penyakit ini dapat diobati dengan melakukan kedalam malachit green atau methylene blue dan penambahan senyawa sulfa, furane atau senyawa kimia anti bakteri.
Penyakit yang disebabkan oleh virus
Virus adalah organisme penyebab penyakit yang sangat kecil karena memiliki ukuran tubuh antara 25 – 300 nanometer sehingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Aktivitas serangan virus yang bersifat akut menyebabkan kerusakan jaringan yang cukup luas dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Penyakit ini menyerang pada insang dan ginjal ikan sidat. Tubuh ikan sidat yang terserang penyakit ini akan memendek (dehidrasi), densitas jarang meningkat dan jumlah garam tubuh menurun. Cara untuk mengobati penyakit ini dapat dilakukan dengan menambahkan garam ke dalam pakan.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur
Jamur adalah mikroorganisme yang sering terlihat seperti benang yang tumbuh menyebar di bagian dalam atau luar tubuh ikan sidat. Jamur mempunyai ukuran lebih besar daripada bakteri sehingga lebih mudah dideteksi. Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur yang menyerang ikan sidat adalah cotton cap atau water muould. Penyebab dari penyakit ini adalah jamur Saprolegnia parsitica, yang biasanya banyak menyerang ikan sidat yang berukuran fingerling dan dewasa. Pengobatan ikan sidat yang sudah terserang penyakit ini dilakukan dengan cara perendaman kedalam larutan methylene blue 2 ppm selama 4 hari dengan masa istirahat 10 hari.
Penyakit yang disebabkan oleh protozoa
Beberapa jenis penyakit pada ikan sidat yang disebabkan oleh protozoa adalah sebagai berikut :
White Spot Disease.
Penyakit ini disebabkan oleh Ichthyophthrius multilifis yaitu jenis protozoa yang sering menyerang pada ikan, baik ikan hias ataupun ikan konsumsi. Sidat yang terserang protozoa ini akan terlihat bintik-bintik putih yang berdiameter 0.5 – 1 mm. Bagian tubuh ikan sidat yang terserang penyakit ini adalah pada bagian sirip, tutup insang dan ekor. Pengobatan yang paling efektif untuk memberantas patogen ini adalah pada fase kista atau post kista. Jenis obat yang dapat digunakan untuk memberantas jenis protozoa ini antara lain garam dapur (NaCl), methylene blue, formalin dan larutan kina.
Myxidium Disease
Penyebaran penyakit ini adalah dengan spora. Spora protozoa ini akan menimbulkan bulatan putih pada permukaan kulit ikan sidat yang terserang. Sejauh ini belum ditemukan cara untuk mengobati penyakit ini, apabila dalam kolam terdapat sidat yang telah terserang penyakit ini sebaiknya langsung dibuang.
Cripple Body Disease
Penyakit ini disebabkan oleh patogen Plisthopora yang termasuk protozoa. Jenis protozoa ini menyerang sistem jaringan sehingga menyebabkan tubuh ikan sidat yang terserang menjadi mengerut. Ikan sidat muda yang warna kulit tubuhnya putih susu dapat diindikasikan bahwa sidat tersebut telah terserang oleh protozoa jenis ini. Cara mengobati penyakit yang disebabkan protozoa ini belum ada, apabila pada kolam pemeliharaan ditemukan ikan sidat yang terserang sebaiknya langsung dibuang.
Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda
Salah satu nematoda yang menyerang ikan sidat adalah Anguillicola grobiceps. Nematoda ini menyerang gelembung renang ikan sidat. Ikan sidat yang terinfeksi akan mengalami luka-luka dan borok. Perlakuan yang efektif untuk memberantas patogen ini masih belum ada, kecuali jika nematoda muda keluar dari gelembung renang menuju kolam, mereka tidak tahan terhadap formalin.
Penyakit yang disebabkan oleh Copepoda
Copepoda adalah jenis parasit yang biasa menyerang ikan sidat pada bagian luar Anchor Worm Disease. Copepoda yang menyebabkan penyakit ini adalah Lernea cyprinaceae. Menyerang bagian hidung dan mulut ikan sidat. Patogen ini dapat menyebabkan luka dan borok sehingga akan mengurangi kemampuan ikan sidat untuk makan. Pengobatan ikan sidat yang terserang cacing jangkar ini dapat dilakukan dengan merendamnya dalam larutan bromex 0.12 – 0.15 ppm atau larutan dipterex 0.25 ppm selama 4 – 6 jam. Perendaman dapat dilakukan dalam larutan Kliuj Permanganat (PK) tapi dosis penggunaan PK ini sedikit lebih rendah dari konsentrasi lethal bagi sidat, sehingga penggunaan PK jarang dilakukan.
Plistophora
Plistophora anguilarum merupakan parasit mikrosporidium yang menyerang otot ikan sidat. Patogen ini masuk melalui kulit dan masuk ke bagian otot kemudian membuat kista. Penyakit ini akan menyebabkan pertumbuhan terhenti dan permukaan tubuhnya tidak rata. Sampai dengan saat ini, belum ada perlakuan yang efektif untuk mengobati ikan sidat yang terserang penyakit ini, karena spora parasit ini memiliki dinding yang tebal sehingga bahan kimia tidak mampu menembusnya.
Cauliflower Disease
Penyakit ini akan membentuk tumor terutama pada bagian hidung dan mulut, sehingga mengganggu aktivitas ikan sidat terutama pada saat mencari makan. Belum ada cara pengobatan untuk jenis penyakit ini karena patogen penyebabnya pun sampai saat ini belum diketahui.
2.2. Penyakit non parasitik
Penyakit non parasitik adalah penyakit yang bukan disebabkna oleh hama ataupun organisme parasit. Penyakit non parasitik yang menimpa ikan sidat diantaranya disebabkan oleh :
Faktor lingkungan yang kurang menunjang bagi kehidupan ikan sidat.
Faktor lingkungan tersebut antara lain : pH air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kandungan oksigen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, fluktuasi suhu yang terlalu tinggi dan perubahan mendadak serta adanya polutan.
Kualitas pakan
Pakan yang diberikan kurang baik (malnutrisi) anatara lain: kekurangan vitamin, gizinya terlalu rendah, kualitas bahan baku pakan yang jelek.
Turunan, antara lain kelainan fisik yang sudah ada sejak lahir.
Salah satu penyakit non parasitik yang sering dialami pada pemeliharaan ikan sidat adalah deplesi oksigen. Pengaruh dari deplesi oksigen terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Konsentrasi oksigen terlarut pada kolam rendah, ikan sidat akan mengalami stress sehingga mudah diserang oleh patogen lain. Kejadian ini biasanya terjadi pada saat malam hari karena konsentrasi oksigen terlarut dalam air dipengaruhi oleh fotosintesis, respirasi dan proses difusi. Kegiatan fotosintesis terjadi pada siang hari dan proses respirasi akan menghasilkan karbondioksida sehingga pada malam hari konsentrasi oksigen terlarutnya rendah. Cara untuk memecahkan masalah kekurangan oksigen ini adalah membantu menambahkan adanya proses difusi yang dapat dilakukan dengan pemasangan kincir.
1. Hama
Menurut Liviawaty dan Afrianto (1998), hama ikan sidat yaitu organisme yang berukuran besar yang mampu menimbulkan gangguan atau memakan ikan sidat. Hama dapat berperan sebagai predator yang bersifat memangsa terutama pada stadia glass eel. Ada juga yang sifatnya sebagai kompetitor yang bisa menimbulkan persaingan dalam mendapatkan oksigen, pakan dan ruang gerak.
2. Penyakit.
2.1. Penyakit parasitik
Penyakit parasitik adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit yang dapat menimbulkan penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik. Jenis penyakit parasitik yang menyerang ikan sidat berdasarkan jenis parasit yang menyerangnya antara lain :
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Bakteri adalah organisme satu sel yang mempunyai daerah penyebaran yang relatif luas sehingga hampir dapat dijumpai dimana saja. Bakteri mempunyai ukuran relatif besar daripada virus, yaitu 0.3 mikron – 0.5 mikron. Jenis penyakit pada ikan sidat yang disebabkan oleh bakteri diantaranya :
Aeromonas Disease
Penyebabnya adalah bakteri yang tergolong kedalam genus Aeromonas dan Paracolotrum. Menyerang bagian sirip sehingga sirip yang terkena penyakit ini akan mengembang. Penganganan ikan sidat yang terserang bakteri ini dapat dilakukan dengan senyawa sulfa, antibiotik atau senyawa furane yang dicampurkan terlebih dahulu ke dalam pakan.
Gill Disease
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang menyerang insang. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian karena merusak bagian insang, sehingga menganggu sistem pernapasan. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan melakukan perendaman kedalam methylene blue dan penambahan senyawa sulfa, furane atau senyawa kimia anti bakteri.
Red Disease
Penyebab penyakit ini adalah bakteri, yang menyerang pada ikan sidat dewasa.meyerang organ luar dan dalam seperti usus, hati dan ginjal. Bagian tubuh ikan sidat yang terkena penyakit ini menjadi kasar dan terlihat merah. Pengobatan ikan sidat yang terkena penyakit ini dapat diobati dengan melakukan kedalam malachit green atau methylene blue dan penambahan senyawa sulfa, furane atau senyawa kimia anti bakteri.
Penyakit yang disebabkan oleh virus
Virus adalah organisme penyebab penyakit yang sangat kecil karena memiliki ukuran tubuh antara 25 – 300 nanometer sehingga hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Aktivitas serangan virus yang bersifat akut menyebabkan kerusakan jaringan yang cukup luas dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Penyakit ini menyerang pada insang dan ginjal ikan sidat. Tubuh ikan sidat yang terserang penyakit ini akan memendek (dehidrasi), densitas jarang meningkat dan jumlah garam tubuh menurun. Cara untuk mengobati penyakit ini dapat dilakukan dengan menambahkan garam ke dalam pakan.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur
Jamur adalah mikroorganisme yang sering terlihat seperti benang yang tumbuh menyebar di bagian dalam atau luar tubuh ikan sidat. Jamur mempunyai ukuran lebih besar daripada bakteri sehingga lebih mudah dideteksi. Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur yang menyerang ikan sidat adalah cotton cap atau water muould. Penyebab dari penyakit ini adalah jamur Saprolegnia parsitica, yang biasanya banyak menyerang ikan sidat yang berukuran fingerling dan dewasa. Pengobatan ikan sidat yang sudah terserang penyakit ini dilakukan dengan cara perendaman kedalam larutan methylene blue 2 ppm selama 4 hari dengan masa istirahat 10 hari.
Penyakit yang disebabkan oleh protozoa
Beberapa jenis penyakit pada ikan sidat yang disebabkan oleh protozoa adalah sebagai berikut :
White Spot Disease.
Penyakit ini disebabkan oleh Ichthyophthrius multilifis yaitu jenis protozoa yang sering menyerang pada ikan, baik ikan hias ataupun ikan konsumsi. Sidat yang terserang protozoa ini akan terlihat bintik-bintik putih yang berdiameter 0.5 – 1 mm. Bagian tubuh ikan sidat yang terserang penyakit ini adalah pada bagian sirip, tutup insang dan ekor. Pengobatan yang paling efektif untuk memberantas patogen ini adalah pada fase kista atau post kista. Jenis obat yang dapat digunakan untuk memberantas jenis protozoa ini antara lain garam dapur (NaCl), methylene blue, formalin dan larutan kina.
Myxidium Disease
Penyebaran penyakit ini adalah dengan spora. Spora protozoa ini akan menimbulkan bulatan putih pada permukaan kulit ikan sidat yang terserang. Sejauh ini belum ditemukan cara untuk mengobati penyakit ini, apabila dalam kolam terdapat sidat yang telah terserang penyakit ini sebaiknya langsung dibuang.
Cripple Body Disease
Penyakit ini disebabkan oleh patogen Plisthopora yang termasuk protozoa. Jenis protozoa ini menyerang sistem jaringan sehingga menyebabkan tubuh ikan sidat yang terserang menjadi mengerut. Ikan sidat muda yang warna kulit tubuhnya putih susu dapat diindikasikan bahwa sidat tersebut telah terserang oleh protozoa jenis ini. Cara mengobati penyakit yang disebabkan protozoa ini belum ada, apabila pada kolam pemeliharaan ditemukan ikan sidat yang terserang sebaiknya langsung dibuang.
Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda
Salah satu nematoda yang menyerang ikan sidat adalah Anguillicola grobiceps. Nematoda ini menyerang gelembung renang ikan sidat. Ikan sidat yang terinfeksi akan mengalami luka-luka dan borok. Perlakuan yang efektif untuk memberantas patogen ini masih belum ada, kecuali jika nematoda muda keluar dari gelembung renang menuju kolam, mereka tidak tahan terhadap formalin.
Penyakit yang disebabkan oleh Copepoda
Copepoda adalah jenis parasit yang biasa menyerang ikan sidat pada bagian luar Anchor Worm Disease. Copepoda yang menyebabkan penyakit ini adalah Lernea cyprinaceae. Menyerang bagian hidung dan mulut ikan sidat. Patogen ini dapat menyebabkan luka dan borok sehingga akan mengurangi kemampuan ikan sidat untuk makan. Pengobatan ikan sidat yang terserang cacing jangkar ini dapat dilakukan dengan merendamnya dalam larutan bromex 0.12 – 0.15 ppm atau larutan dipterex 0.25 ppm selama 4 – 6 jam. Perendaman dapat dilakukan dalam larutan Kliuj Permanganat (PK) tapi dosis penggunaan PK ini sedikit lebih rendah dari konsentrasi lethal bagi sidat, sehingga penggunaan PK jarang dilakukan.
Plistophora
Plistophora anguilarum merupakan parasit mikrosporidium yang menyerang otot ikan sidat. Patogen ini masuk melalui kulit dan masuk ke bagian otot kemudian membuat kista. Penyakit ini akan menyebabkan pertumbuhan terhenti dan permukaan tubuhnya tidak rata. Sampai dengan saat ini, belum ada perlakuan yang efektif untuk mengobati ikan sidat yang terserang penyakit ini, karena spora parasit ini memiliki dinding yang tebal sehingga bahan kimia tidak mampu menembusnya.
Cauliflower Disease
Penyakit ini akan membentuk tumor terutama pada bagian hidung dan mulut, sehingga mengganggu aktivitas ikan sidat terutama pada saat mencari makan. Belum ada cara pengobatan untuk jenis penyakit ini karena patogen penyebabnya pun sampai saat ini belum diketahui.
2.2. Penyakit non parasitik
Penyakit non parasitik adalah penyakit yang bukan disebabkna oleh hama ataupun organisme parasit. Penyakit non parasitik yang menimpa ikan sidat diantaranya disebabkan oleh :
Faktor lingkungan yang kurang menunjang bagi kehidupan ikan sidat.
Faktor lingkungan tersebut antara lain : pH air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, kandungan oksigen yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, fluktuasi suhu yang terlalu tinggi dan perubahan mendadak serta adanya polutan.
Kualitas pakan
Pakan yang diberikan kurang baik (malnutrisi) anatara lain: kekurangan vitamin, gizinya terlalu rendah, kualitas bahan baku pakan yang jelek.
Turunan, antara lain kelainan fisik yang sudah ada sejak lahir.
Salah satu penyakit non parasitik yang sering dialami pada pemeliharaan ikan sidat adalah deplesi oksigen. Pengaruh dari deplesi oksigen terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Konsentrasi oksigen terlarut pada kolam rendah, ikan sidat akan mengalami stress sehingga mudah diserang oleh patogen lain. Kejadian ini biasanya terjadi pada saat malam hari karena konsentrasi oksigen terlarut dalam air dipengaruhi oleh fotosintesis, respirasi dan proses difusi. Kegiatan fotosintesis terjadi pada siang hari dan proses respirasi akan menghasilkan karbondioksida sehingga pada malam hari konsentrasi oksigen terlarutnya rendah. Cara untuk memecahkan masalah kekurangan oksigen ini adalah membantu menambahkan adanya proses difusi yang dapat dilakukan dengan pemasangan kincir.
Cara Membuat Bubu dari Pipa Paralon
Penangkapan belut laut (sea eel) atau jenis conger eel yang banyak hidup di perairan pantai atau ikan lindung yang hidup di sungai, muara atau di danau, dapat juga dilakukan dengan menggunakan bubu yang bahannya terbuat dari paralon. Jenis penangkapan dengan menggunakan bubu paralon dapat dilakukan sebagai mata pencaharian sambilan atau sebagai mata pencaharian utama.
Sebagai gambaran, di bawah ini dijelaskan mengenai konstruksi, metode operasi, umpan yang dapat dipakai, musim penangkapan dan daerah penangkapan dari bubu paralon yang dapat dijadikan sebagai acuan sebelum melakukan usaha penangkapan.
Konstruksi
Bahan untuk bubu paralon adalah paralon yang biasa dipakai untuk keperluan saluran air dengan berdiameter antara 10-15 cm, panjang antara 60-80 cm atau tergantung keinginan masing-masing yang akan mengoperasikannya, pintu masuk dapat dibuat dari plastik atau anyaman bambu sedangkan pengikat pintu masuk dapat dibuat dari ban dalam bekas dengan lebar I-2 cm.
Metode operasi
Pemasangan bubu di perairan, dapat dipasang satu demi satu kemudian diuntai atau dipasang dua atau tiga bubu dalam satu ikatan kemudian dipasang dengan cara diuntai dengan jarak satu dan lainnya antara 5-6 m. Metode pengoperasiannya adalah dengan cara memasang bubu di perairan yang diperkirakan banyak dihuni oleh jenis ikan yang akan dijadikan target tangkapan, baik secara tunggal maupun dipasang secara beruntai. Pemasangan bubu di perairan dapat dilakukan menjelang matahari terbenam.
dan diangkat keesokan harinya dipagi han. Jumlah bubu yang akan dipasang sebaiknya disesuaikan dengan besar kecilnya perahu dan kemampuan orang yang akan mengoperasikannya.
Alat bantu penangkapan
Alat bantu penangkapan dapat memakai gardan yang dapat dibuat dari bambu, kayu atau besi.
Jenis hasil tangkapan
Ikan lindung jenis Fluta alba, anago anago, astroconger myriaster, congriscus megastornus dan jenis ikan lindung Iainnya.
Perahu dan nelayan
Pengoperasian bubu dapat dilakukan dengan tanpa perahu, dengan perahu tanpa motor atau dengan perahu motor tempel.
Nelayan yang mengoperasikan bubu paralon adalah nelayan yang mengoperasikan bubu sebagai pekerjaan utama atau nelayan yang mengoperasikan alat tangkap seiain sebagai pekerjaan utama dan bubu dijadikan sebagai alat alternatif sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan utamanya.
Umpan
Umpan yang dipakai dapat berupa umpan hidup seperti cacing, irisan daging ikan atau ikan rucah.
Musim penangkapan
Disesuaikan dengan musim ikan atau biota air lainnya yang akan dijadikan target tangkapan di daerah masing-masing.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan ialah perairan yang dasarnya perairannya berlumpur, berlumpur bercampur pasir atau perairan yang banyak dihuni oleh ikan yang dijadikan target tangkapan.
Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah digunakan sebaiknya dibersihkan, yang rusak diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan bubu paralon bisa dibeli di toko material.
Kisaran harga satuan peralatan
Perahu tanpa motor / perahu motor tempel Rp. 2000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-. Satu buah Bubu dan tali temali Rp. 5.000,- s/d Rp. 10.000,-
Sumber: http://budidayaukm.blogspot.com/2011/05/bubu-ikan-lindung-dari-paralon.html
Sebagai gambaran, di bawah ini dijelaskan mengenai konstruksi, metode operasi, umpan yang dapat dipakai, musim penangkapan dan daerah penangkapan dari bubu paralon yang dapat dijadikan sebagai acuan sebelum melakukan usaha penangkapan.
Konstruksi
Bahan untuk bubu paralon adalah paralon yang biasa dipakai untuk keperluan saluran air dengan berdiameter antara 10-15 cm, panjang antara 60-80 cm atau tergantung keinginan masing-masing yang akan mengoperasikannya, pintu masuk dapat dibuat dari plastik atau anyaman bambu sedangkan pengikat pintu masuk dapat dibuat dari ban dalam bekas dengan lebar I-2 cm.
Metode operasi
Pemasangan bubu di perairan, dapat dipasang satu demi satu kemudian diuntai atau dipasang dua atau tiga bubu dalam satu ikatan kemudian dipasang dengan cara diuntai dengan jarak satu dan lainnya antara 5-6 m. Metode pengoperasiannya adalah dengan cara memasang bubu di perairan yang diperkirakan banyak dihuni oleh jenis ikan yang akan dijadikan target tangkapan, baik secara tunggal maupun dipasang secara beruntai. Pemasangan bubu di perairan dapat dilakukan menjelang matahari terbenam.
dan diangkat keesokan harinya dipagi han. Jumlah bubu yang akan dipasang sebaiknya disesuaikan dengan besar kecilnya perahu dan kemampuan orang yang akan mengoperasikannya.
Alat bantu penangkapan
Alat bantu penangkapan dapat memakai gardan yang dapat dibuat dari bambu, kayu atau besi.
Jenis hasil tangkapan
Ikan lindung jenis Fluta alba, anago anago, astroconger myriaster, congriscus megastornus dan jenis ikan lindung Iainnya.
Perahu dan nelayan
Pengoperasian bubu dapat dilakukan dengan tanpa perahu, dengan perahu tanpa motor atau dengan perahu motor tempel.
Nelayan yang mengoperasikan bubu paralon adalah nelayan yang mengoperasikan bubu sebagai pekerjaan utama atau nelayan yang mengoperasikan alat tangkap seiain sebagai pekerjaan utama dan bubu dijadikan sebagai alat alternatif sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan utamanya.
Umpan
Umpan yang dipakai dapat berupa umpan hidup seperti cacing, irisan daging ikan atau ikan rucah.
Musim penangkapan
Disesuaikan dengan musim ikan atau biota air lainnya yang akan dijadikan target tangkapan di daerah masing-masing.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan ialah perairan yang dasarnya perairannya berlumpur, berlumpur bercampur pasir atau perairan yang banyak dihuni oleh ikan yang dijadikan target tangkapan.
Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah digunakan sebaiknya dibersihkan, yang rusak diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan bubu paralon bisa dibeli di toko material.
Kisaran harga satuan peralatan
Perahu tanpa motor / perahu motor tempel Rp. 2000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-. Satu buah Bubu dan tali temali Rp. 5.000,- s/d Rp. 10.000,-
Sumber: http://budidayaukm.blogspot.com/2011/05/bubu-ikan-lindung-dari-paralon.html
Sabtu, 08 Oktober 2016
Cara Pemeliharaan
Wadah budidaya ikan dari bak tembok atau bak beton yang akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan persiapan wadah sebelum dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya. Persiapan wadah bak budidaya ikan bertujuan untuk mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi persyaratan lingkungan yang optimal, sehingga ikan dapat hidup dengan laju pertumbuhan yang optimum. Persiapan bak budidaya ikan meliputi:
1. Sanitasi wadah bak budidaya ikan
Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan (bak) sebelum digunakan dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat sisa-sisa kotoran yang dapat menyebabkan pembawa penyakit.
Bahan yang digunakan untuk membersihkan wadah bak budidaya ikan dan merupakan desinfektan antara lain lain adalah Chlorin 200 ppm, Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%. Wadah yang akan dipergunakan setelah disikat, dibersihkan dan diberi desinfektan kemudian dibersihkan kembali dan wadah tersebut dibiarkan kering udara agar bahan beracun tersebut telah hilang menguap. Setelah dilakukan sanitasi diisi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak.
Sanitasi bak budidaya ikan
2. Perbaikan wadah bak budidaya ikan Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak tersebut siap untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah bak budidaya ikan yang akan digunakan mengalami kerusakan baik karena kebocoran dasar dan dinding bak maupun karena adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan pemasukan. Oleh karena itu kerusakan tersebut harus diperbaiki dahulu sebelum digunakan.
Bahan untuk memperbaiki kebocoran bak dapat berupa resin serat kaca untuk bak yang terbuat dari serat fiber, semen atau lem khusus untuk beton untuk bak yang terbuat dari beton, bila bak budidaya ikan yang akan digunakan terbuat dari plastik maka dapat digunakan selotip tahan air untuk menutupi kebocoran wadah budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka bak harus dibiarkan beberapa hari agar bahan tersebut telah kering dan tidak membahayakan ikan yang akan dibudidayakan.
3. Perbaikan instalasi udara bak budidaya ikan
Pada wadah budidaya ikan yang menggunakan bak biasanya menggunakan alat bantu untuk meningkatkan kelarutan oksigen didalam wadah budidaya dengan menggunakan aerator ataupun blower. Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan tersebut. Instalasi perawatab bak budidaya ikan udara terdiri dari pompa udara, penyaring udara, pipa penyalur, batu aerasi dan alat pengatur banyaknya aliran udara (kran).
Peralatan ini sering mengalami kebocoran pada pipa dan penyumbatan pada batu aerasi. Ganti atau perbaiki peralatan yang rusak dan tidak berfungsi lagi. Pompa udara merupakan alat yang paling penting pada proses budidaya ikan di bak karena banyaknya pengudaraan pada air media tergantung dari kekuatan pompa yang ada. Oleh karena itu pompa yang yang telah lemah harus segera diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan bila terhentinya aliran udara dalam waktu lama.
4. Perbaikan instalasi air bak budidaya ikan
Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak mempunyai pipa pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu pemasukkan air merupakan kran air yang dimasukkan kedalam bak budidaya ikan . Sumber air yang digunakan dapat berasal dari mata air atau dari sumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan.
Kebocoran sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur aliran. Air harus tetap tersedia karena untuk keperluan pergantian air pada media pemeliharaan ikan pada bak budidaya . Sedangkan pintu pengeluarannya berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus. Pintu pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan pada saluran pembuangannya.
Persiapan wadah budidaya ikan yang menggunakan akuarium tidak jauh berbeda dengan penggunaan bak.
Jumat, 07 Oktober 2016
Prospek Ikan Sidat
Tengoklah pasar ikan sidat
sekarang. Kebutuhan dunia akan sidat saat ini sekitar 300.000 ton. Dan, khusus
di Jepang, permintaannya mencapai 120.000 ton per tahun. Memang, Negeri
Matahari Terbit juga membiakkan ikan jenis ini. Hanya, kini 75% di antaranya
kudu diimpor lantaran benih di perairan Jepang kian menurun. Hebatnya lagi,
dari 18 spesies sidat di dunia, tujuh di antaranya ada di Indonesia. Malah,
diduga, nenek moyang ikan mirip belut ini berasal dari perairan Sulawesi.
Makan ikan sidat atau dikenal
dengan Unagi, bukanlah makanan biasa, tetapi termasuk termahal di resetoran
Jepang sehingga bila kita dijamu dengan hidangan makanan tersebut, menunjukkan
kita sebagai tamu terhormat. Unagi merupakan suguhan makanan bagi pertemuan
pembisnis besar dan terkenal atau tokoh tokoh penting . Karenanya yang terlibat
dalam bisnis sidat disana adalah perusahaan besar multi nasional seperti
Mitsui, Marubeni, Ssasakawa dan lainnya dan perusahaan ini baru mau bekerjasama
bila kita mampu memasok kontrak diatas 5.000 ton per tahun.
Indonesia hingga saat ini belum
mampu berbuat banyak, walau ada 3 wilayah khusus di perairan kita sebagai tempat
pengembangan telur ikan sidat yaitu Poso, Sorong Barat dan Pelabuhan Ratu.
Ikan yang menjadi santapan
kalangan elite di Jepang ini kini semakin diminati pebisnis di Indonesia.
Apalagi dengan terbukanya pasar ekspor sidat ke negara-negara Asia Timur
(Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang). Kini, permintaan sidat sangat tinggi baik
di pasar lokal maupun pasar internasional. Sayangnya permintaan yang sangat
tinggi tidak diimbangi oleh ketersediaan pasokan. Beberapa supermarket besar di
Jakarta masing-masing membutuhkan sidat segar 3 ton perbulan sementara yang terpenuhi
baru 10 persennya, inipun pasokannya tidak kontinyu. Ini belum terhitung
kebutuhan restoran dan perusahaan-perusahaan pengolah hasil perikanan.
Langganan:
Postingan (Atom)